Sejarah IMMIM

Gedung IMMIM

+62 852-4039-7544

Mengenal

Singkat tentang

IMMIM

Di tahun 1950-an, Sulawesi Selatan berkecamuk karena terjadinya pergerakan DI/TII, yang mulai muncul sejak awal penjajahan oleh Jepang terhadap bangsa Indonesia. Saat itu Fadeli sudah cukup umur untuk mengabdikan diri kepada bangsanya dan memilih bergabung di kepolisian. Sebagai abdi negara, Fadeli Luran merasakan betapa sulitnya kehidupan masyarakat di kampungnya pasca kemerdekaan terutama karena banyaknya kelompok-kelompok umat Islam yang berbeda pendapat, dan perbedaan itu dimanfaatkan oleh oknum tertentu untuk saling mengadu domba meraka.

Tahun 1962, Fadeli Luran berkesempatan menunaikan ibadah haji. Ketika menginjakkan kaki di Tanah suci, banyak sekali kesan dan kenangan yang tidak akan mungkin terlupakan, akan tetapi yang paling membekas di benak Fadeli Luran adalah persatuan umat yang begitu indah yang disaksikan dengan mata kepala, ketika para jama’ah memasuki Masjid al-Haram.

Akhirnya, di bulan Desember 1963, H. Fadeli Luran, mengajak tokoh masyarakat Sulawesi Selatan, Andi Baso Amir, serta walikota Madya Ujung Pandang/Makassar, H. M. Dg. Patompo. Berlokasi di jalan Gunung Latimojong no. 22, trio sahabat ini menggagas lahirnya organisasi IMMIM (Ikatan Masjid Mushalla Indonesia Makassar), kemudian tanggal 1 Januari 1964 (16 Syawal 1383 H), dijadikan sebagai tanggal resmi pendirian IMMIM, yang bertujuan untuk menyatukan berbagai kelompok ormas Islam dalam satu wadah dengan motto bersatu dalam aqidah toleransi dalam furu’ dan khilafiyah.

IMMIM adalah organisasi kemasjidan yang tidak berafiliasi kepada salah satu partai politik. Organisasi ini bersifat sosial kemasyarakatan dan dibentuk sebagai wadah pemersatu umat Islam. Visi dan misi IMMIM adalah “Terbentuknya rasa kebersamaan dan persatuan antar sesama umat yang dilandasi iman dan taqwa, dengan basic perjuangan melalui dakwah, masjid dan pesantren” dengan motto “Bersatu dalam aqidah, toleransi dalam masalah furuiyah dan khilafiyah” (H. Fadeli Luran). Berdirinya IMMIM didukung ormas Islam seperti: NU, Muhammadiyah, PSII, PERTI, HMI, PII, GP JIHAD dan ABRI (TNI).

Selanjutnya juga dibentuk Persatuan Jamaah Wanita Islam (Permawi) yang mengangkat Puang Langi Rinding Sampetoding sebagai ketua Permawi Pertama kemudian digantikan oleh Hj. St. Rahmah Fadeli Luran kemudian digantikan oleh Hj. Maria Halide, saat ini Permawi dipimpin oleh Hj. Nurhadelia Fadeli Luran. Organisasi ini dibentuk sebagai wadah bagi kaum muslimah untuk ikut memakmurkan masjid dengan kegiatan-kegiatan dakwah serta pengajian rutin.

Pada tahun 1964, Musyawarah Kerja (Musyker) IMMIM pertama, mengubah singkatan IMMIM yang semula adalah Ikatan Masjid Mushalla Indonesia Makassar, menjadi Ikatan Masjid Mushalla Indonesia Muttahidah, ini menandakan wilayah organisasi IMMIM tidak sebatas kota Makassar saja, melainkan sudah dikenal secara luas di Indonesia.

Di tahun 1965, didirikan YASDIC (Yayasan Dana Islamic Center), sebagai organisasi yang mengatur finansial pembiayaan organisasi IMMIM, yang juga diketuai oleh H. Fadeli Luran, pemberian nama dengan kata ‘dana’ diambil dari nama perusahaan pribadi milik H. Fadeli Luran yaitu CV. Dana sebagai perusahaan yang mendukung kegiatan organisasi IMMIM.

Pada tanggal 23 April 1970 (18 Syafar 1380), Gedung Islamic Center, di Jalan Jenderal Sudirman, Makassar diresmikan oleh Panglima Kowilhan IV Indonesia Timur, Mayor Jenderal Kemal Idris.

Dengan semangat dan keyakinan yang begitu tinggi H. Fadeli Luran pencetus ide yang dikenal sebagai bekas pejuang dan pengusaha yang sukses, tampil sebagai ketua dan memimpin organisasi ini, sehingga dalam waktu relatif singkat, nama IMMIM dikenal di seluruh Indonesia, khususnya di Indonesia bagian Timur. Hal tersebut terbukti dengan terbentuknya beberapa cabang di daerah dan beberapa provinsi seperti Irian Jaya (Papua), Maluku, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah dan Sulawesi Tenggara. Bahkan pada tahun 1973, diselenggarakan Musyawarah Besar IMMIM II, dibuka oleh Kepala Negara, Bapak Presiden Soeharto. Hal ini membuktikan bahwa pemerintah melihat dan megakui IMMIM adalah suatu organisasi yang juga turut berjuang dan membantu pemerintah menegakkan orde baru dan menghilangkan komunis di Indonesia. Seiring dengan semaraknya orde baru menyusun pembangunan di segala bidang, maka tampillah IMMIM memprakarsai suatu ide besar di bidang keagamaan yaitu penyelenggaraan Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) tingkat Nasional, dengan didukung penuh oleh Bapak Walikota H. Moh. Daeng Patompo dan Kepala Penerangan Drs. Muhammad Riza, yang hingga sekarang dikenal sebagai MTQ I pada tahun 1968 di Makassar. Selain MTQ, Badan Kontak Pemuda Remaja Masjid Indonesia (BKPRMI) sekarang merupakan organisasi yang berskala nasional, juga lahir dari cikal bakal organisasi remaja masjid dibawah naungan IMMIM.

Dengan gaya kepemimpinan yang unik, berwibawa, kharismatik dengan intuisi dan feeling yang begitu tinggi, dan dibantu oleh staf pengurus yang cemerlang, H. M. Quraish Shihab (Guru Besar dan mantan Rektor IAIN Jakarta), H. Halide (Guru Besar UNHAS dan mantan Atase Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia di Arab Saudi), dan lain-lain, IMMIM mulai pula dikenal di luar Negeri seperti Malaysia dan Arab Saudi. Bukti-bukti pengakuan dan kepercayaan masyarakat dalam dan luar negeri terhadap IMMIM dan terlihat pada beberapa bantuan wakaf berupa gedung-gedung pada Pesantren Modern Pendidikan Al-Qur’an IMMIM dan Rumah Sakit Islam “Faisal” (nama Raja Arab Saudi diabadikan di rumah sakit tersebut).

H. Fadeli Luran yang memimpin IMMIM hingga akhir hayatnya, telah meninggalkan semangat dan cita-cita perjuangan yang belum selesai dan memang tidak akan pernah selesai yaitu dalam wujud dakwah dan pendidikan melalui organisasi IMMIM dengan beberapa unit-unit kegiatan antara lain: Pesantren Modern IMMIM Putra-Putri, Majelis Taklim Permawi IMMIM, Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPA) IMMIM.

Pada tanggal 14 Januari 1975 (1 Muharram 1395), didirikan Pesantren IMMIM Putra di Tamalanrea, kemudian tanggal 17 Februari 1975 (5 Safar 1395 H), didirikan Pesantren IMMIM Putri di Minasa Te’ne Pangkep. Pendirian pondok pesantren ini dimaksudkan sebagai lembaga pendidikan yang kelak akan melahirkan ulama intelek dan intelektual ulama yang akan memakmurkan masjid.

DAFTAR NAMA KETUA UMUM YASDIC IMMIM

1970-1992

H. FADELI LURAN

1992-2012

HJ. RAHMAH FADELI LURAN

2013 – 2023

IR.H.M.RIDWAN ABDULLAH, MSc

18 Maret 2023

HJ. NUR FADJRI FADELI LURAN, SP, M.Pd

Pesantren IMMIM Putra

Reuni Akbar dan Milad IAPIM Ke-42 di Pesantren IMMIM Putra Dimeriahkan dengan Kehadiran Kapolda SulSel

December 25, 2023
Pesantren IMMIM Putra
Pesantren IMMIM Putra

Tim Irjend Kemenag Pusat Kunjungi Pesantren IMMIM Putra untuk Tinjau Program Bantuan Inkubasi Bisnis

December 18, 2023
Pesantren IMMIM Putra
Pesantren IMMIM Putra

Pesantren IMMIM Putra Selenggarakan Workshop Implementasi Kurikulum Merdeka

December 11, 2023
Pesantren IMMIM Putra
Pesantren IMMIM Putra

Santri Pesantren IMMIM Putra Raih Juara 3 di Liga Boarding Athirah Vol III 2023 Cabang Badminton Ganda

December 10, 2023
Pesantren IMMIM Putra
YASDIC IMMIM

“Tudang Sipulung” Menjadi Titik Balik Strategis untuk Masa Depan IMMIM Jelang Mubes VIII

December 10, 2023
YASDIC IMMIM
Pesantren IMMIM Putra

Kunjungan Edukasi Santri Pesantren IMMIM Putra ke CV TAPADA, Membuka Wawasan Industri Sablon dan Konveksi

December 5, 2023
Pesantren IMMIM Putra
Pesantren IMMIM Putra

Pesantren IMMIM Putra Gelar “Gelar Karya P5” Untuk Santri SMP

December 4, 2023
Pesantren IMMIM Putra
Uncategorized

Kegiatan Penyuluhan Kesehatan Gigi dan Mulut di Pesantren IMMIM Putra oleh Tim Puskesmas Antara

November 28, 2023
Uncategorized
Uncategorized

Pesantren IMMIM Putra Sukses Gelar Sosialisasi Kesehatan “Mencegah Penyakit Sarampa”

November 28, 2023
Uncategorized
Pesantren IMMIM Putra

Pesantren IMMIM Putra Buka Pendaftaran Santri Baru untuk Tahun Ajaran 2024-2025

November 26, 2023
Pesantren IMMIM Putra
Pesantren IMMIM Putra

Pesantren IMMIM Putra Raih Kemenangan Gemilang di Kejuaraan Karate BKC Sulawesi Selatan

November 26, 2023
Pesantren IMMIM Putra

Galeri

Visi

Terwujudnya kemakmuran masjid dan mushalla dalam rangka pembinaan umat dengan rasa bahagia lahir dan bathin, spiritual dan materil menuju masyarakat adil dan makmur yang diridhoi oleh Allah SWT.

Misi

Misi yang akan dicapai:

Menjadikan IMMIM sebagai inovator, dinamisator, dan motivator dalam membangun dan menumbuh suburkan rasa persatuan dan kesatuan umat, dan antar umat beragama dengan menjunjung tinggi indenpendensi dan toleransi.
Menjadikan IMMIM sebagai pusat dakwah dan pembinaan umat berupa ibadah dan muamalah berdasarkan aqidah dan toleransi dalam masalah furuiyah dan khilafiyah.
Turut serta membantu pemerintah dalam membangun kualitas sumber daya manusia (Human Development Index) berupa pendidikan dan pelatihan, sosial ekonomi dan kesehatan masyarakat.

Pesantren IMMIM Putra

Reuni Akbar dan Milad IAPIM Ke-42 di Pesantren IMMIM Putra Dimeriahkan dengan Kehadiran Kapolda SulSel

December 25, 2023
Pesantren IMMIM Putra
Pesantren IMMIM Putra

Tim Irjend Kemenag Pusat Kunjungi Pesantren IMMIM Putra untuk Tinjau Program Bantuan Inkubasi Bisnis

December 18, 2023
Pesantren IMMIM Putra

BENDERA IMMIM

Sebagai rangkaian acara Musyker pada tahun 1964, secara simbolis Bendera IMMIM diserahkan kepada masjid-masjid untuk dikibarkan tiap hari Jumat dan hari-hari besar Islam lainnya, di samping Bendera Nasional, Merah Putih. Bendera ini diciptakan dan dibeli sendiri oleh H. Fadeli Luran di Jakarta. Identitas bendera berdasar hijau, di bagian atas tertulis kata Allahu Akbar dalam bahasa Arab, di bagian tengah terukir bulan bintang dan di bagian bawah tertulis kata IMMIM huruf latin. Sekalipun H. Fadeli Luran sebagai pencipta bendera, tapi tidak pernah mengemukakan maknanya. Asumsi-asumsi pengertiannya datang dari pengurus IMMIM sendiri, yaitu :

Kata Allahu Akbar di bagian atas melambangkan persatuan dalam akidah.
Bulan bintang di bagian tengah melambangkan simbol masjid dan golongan-golongan Islam.
Kata IMMIM di bagian bawah melambangkan organisasi sebagai wadah pemersatu golongan umat Islam.
Dasar hijau melambangkan kedamaian, kesejukan, ketentraman dalam persaudaraan dan ukhuwah.

Tujuan pengibaran bendera adalah simbol adanya kegiatan-kegiatan Islam dan dedikasi kemasyarakatan di tempat tersebut dan sekitarnya. Demikianlah mozaik eksistensi IMMIM sebagai wadah pemersatu umat yang non afiliasi pada satu golongan tertentu, IMMIM adalah wadah khadam abdi umat.

Tahun 1970 atas dedikasi H. Fadeli Luran, kantor permanen organisasi dapat dibangun sendiri yang terletak di Jalan Jenderal Sudirman No. 33 Makassar. Kantor ini telah direnovasi, dan tahun 2010 merupakan renovasi terakhir yang kini menjadi pusat segala kegiatan IMMIM.